JBN NEWS ■ Siapa yang tidak kenal sosok Muh. Thahar Rum (MTR) sosok yang sederhana, pendiam dan ramah. Di masa Thahar jadi Kadis Pendidikan maju. Gedung-gedung sekolah yang reot diperbaiki supaya layak jadi tempat belajar.
Sebelumnya, banyak sekali sekolah yang tidak layak gedungnya mau rubuh. Banyak di bangun, SD, SMP, SMU, SMK. Itu yang membuat IPM Lutra bidang pendidikan melesat. Rasio murid dan gedung sangat ideal.
Ada juga kelas unggulan. Ruangan belajarnya pake AC. Guru-gurunya dari UNM. Siswanya diseleksi secara ketat dari semua SMU di Lutra. Biaya pendidikan dan kebutuhan siswa dibiayai APBD.
"Yang paling saya ingat, saya sebagai kabid, diberi amanah oleh Pak Tahar untuk menangani pengelolaan pendidikan PGSD Kerja sama UNM pada tahun 2000. Waktu itu umur Lutra baru 1 tahun," kata H Paradenga Mantan Kabid Dinas Pendidikan Lutra pada waktu itu.
Ada dua program PGSD waktu itu, yakni:
D-II PGSD siswa 45 orang untuk kelas Makassar.
D-II PGSD siswa 45 orang kusus warga Seko.
Sampai tahun 2006 dibuka kelas jauh UNM di Masamba sesuai MOU Pemda dengan Universitas Negeri Makassar.
Ini memperlihatkan bahwa Thahar sangat menaruh perhatian pada kemajuan pendidikan. Khususnya Seko sebagai daerah terisolir.
Kesejahteraan guru juga jadi perhatian Thahar. Ada tunjangan khusus untuk guru di daerah terisolir. Waktu itu pemerintah pusat saja belum berpikir seperti itu. Honor dan tunjangan khusus dibayar tepat waktu dan tidak ada potongan.
"Beliau birokrat berpengalaman. Tidak serakah. Pak Tahar mengerti perasaan dan kebutuhan stafnya," katanya.
Menurut saya, lanjutnya, pengalaman itu semua adalah modal pak Tahar untuk jadi bupati. Itu alasan kenapa saya dukung pak Tahar. Sebagai pendidik, saya rindu sekali dengan kemajuan bidang pendidikan yang pernah dicapai Lutra. Saya sangat ingin pendidikan Lutra bersinar lagi seperti dulu.
(Rls)