SUARASULAWESI.com, Bali – Menteri Pariwisata dan ekonomi kreatif Sandiaga Salahuddin Uno berencana menampilkan kesenian jegog Jembrana dalam ajang pertemuan G- 20. Saat kunjungan ke Jembrana , Jegog alat musik tradisional berbahan bambu sempat memukau Sandiaga.
Menurutnya dengan alunan suaranya yang khas, Jegog memiliki keunikan sehingga sangat layak ditampilkan. Terlebih alunan nada yang dihasilkan terdengar lembut dan romantis namun bisa juga terdengar garang ketika tempo dipercepat.
" Saya ingin Jegog jembrana ini tampil di G-20 di Bali. Jadi menghibur tamu tamu negara. Sekaligus, untuk memperkenalkan kekayaan budaya kepada negara luar," kata sandi, usai menghadiri pengukuhan 12 desa kreatif kabupaten Jembrana di dusun moding desa candikusuma Kecamatan Melaya, rabu (23/2).
Terkait pengembangan desa kreatif menurut Sandi sejalan dengan Keputusan Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif tentang Pedoman Pengembangan Desa Kreatif. Tujuannya mengembangkan produk unggulan di satu atau lebih dari 17 subsektor ekonomi kreatif yang memberikan nilai tambah dan manfaat bagi pertumbuhan ekonomi desa.
Saat ini pihaknya sudah membuat proyek percontohan didua desa di Indonesia. Salah satunya di Kab Tanah Bumbu -
Nah, berikutnya Ia ingin merancang dusun moding didesa candikusuma sebagai program prioritas desa kreatif Indonesia.
Kepada pelaku ekonomi kreatif, Sandi berpesan agar mengembangkan inovasi produk. Karena pelu dikolaborasikan dengan berbagai lini. Misalnya soal kemasan.
Ia juga berharap pelaku ekonomi kreatif tetap bersemangat ditengah tantangan pandemi.
" Sudah dua tahun kita alami tekanan, dan sekarang saatnya kita bangkit. Saya ingin Kesenian jegog dikembangkan.
Sekaligus tampil saat menyambut perhelatan G-20," ujar Sandi.
Kata Sandi, saat ini waktu yang tepat membangkitkan ekonomi dan membuka peluang kerja. Salah satunya melalui pengembangan desa kreatif.
" Saya ingin mengutif pernyataan Pak Jokowi. Jika kita membangun desa ,berati kita juga membangun negara.
Karena itu prgram ini harus memberi manfaat dan tepat waktu bagi masyarakat yang ingin bangkit dan pulih, " tandas Sandiaga .
Disisi lain Bupati Jembrana I Nengah Tamba membenarkan Jegog jembrana sebagai kekayaan daerah yang wajib dilestarikan. Karena itu Ia mengaku gembira Jegog jembrana diapresiasi Menparekraf bahkan ditampilkan dalam ajang sebesar G-20.
" Tentu kita berbangga sekali karena ini masukan langsung dari pak menteri ( jegog) bukan usulan dari kami , " kata Tamba.
Lebih lanjut Bupati Tamba menjelaskan salah satu kendala pelestarian jegog adalah ketersediaan bahan baku bahan. Jegog kata Tamba juga perlu diremajakan agar kualitas suaranya terjaga. Salah satunya pergantian bilah bambu bahan instrumen jegog.
Sementara untuk bambu yang kualitasnya layak sebagai bahan gamelan hanya bisa disuply dari kabupaten tetangga.
" Jegog ini susah bahannya karena bahannya dari luar Jembrana. Sedangkan kondisi alat seiring usia perlu peremajaan . Karena itu awal menjabat lalu, kami sudah menanam bambu, mudah-mudahan hasilnya bisa terlihat 3-4 tahun lagi guna pelestarian seniman Jembrana ," jelasnya.
Sebanyak 12 desa di Jembrana dikukuhkan sebagai desa kreatif dan kampung kreatif berdasarkan keputusan bupati Jembrana nomor 119/Disparbud/2022 tentang penerapan desa kreatif. Desa - desa itu antara lain. Desa Candiksuma, Ekasari, Desa Kalialah, Desa Pengambengan, Kelurahan Loloan Timur, Kelurahan Sangkaragung, Desa Batuagung, Kelurahan Tegalcangkring Desa Yehembang Kangin, Desa Yehembang Kauh, Desa Medewi, Desa Pengeragoan.
Hadir dalam kunjungan Menparekraf itu , Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana Krisna, Ketua Asosiasi Desa Kreatif Indonesia , Fikri El Aziz ,forkopimda Jembrana serta perbekel dan tokoh masyarakat se- Kecamatan Melaya.( Abhi/h)