SUARA SULAWESI | SELAYAR – Keberadaan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) di Desa Rajuni, kecamatan Takabonerate, kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, yang diharapkan mampu memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah kawasan Taka Bonerate hingga saat ini masih menjadi isapan jempol belaka.
Pasalnya, sejak selesai di bangun pada tahun 2018 lalu hingga saat ini keberadaan bangunan Puskesmas yang telah menelan anggaran miliaran tersebut belum dimanfaatkan sebagaimana peruntukannya.
BACA JUGA: Harga Cabai Naik Terus, Ini Penyebabnya
"Banyaknya anggaran negara, untuk bangun Puskesmas ini, tapi status penggunaannya sebagai Pustu ji. Alkes yang masih sangat terbatas dan tidak memenuhi sebagaimana mestinya alkes puskesmas. Bangunan dari 2018 selesai, sampai saat ini belum difungsikan sebagaimana mestinya," ujar salah seorang warga desa Rajuni.
Belum lagi kondisi kompleks Puskesmas yang tidak terawat, terbukti disekitar gedung dan rumah dinas paramedis PKM Rajuni sudah ditumbuhi rumput liar.
Tak hanya itu, sejumlah warga setempat juga sangat menyayangkan dengan makin tingginya rumput ilalang tersebut, dikhawatirkan menjadi sarang hewan melata, seperti ular.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Selayar, dr. H. Husaini M. Kes., yang dikonfirmasi pada Minggu (26/6/2022), kepada awak media mengatakan, bahwa keberadaan PKM Rajuni sudah difungsikan sementara menjadi Puskesmas Pembantu (Pustu).
"Sudah difungsikan sementara menjadi Pustu pak. Kalau Puskesmas masih sementara diurus perizinannya pak. Untuk alkesnya memang belum lengkap pak. Dipakaimi disana di Pustu," ucap dr. H. Husaini.
Hingga saat ini Kementerian Kesehatan belum menerbitkan izin operasional Puskesmas Rajuni, karena belum bersyarat.
"Izin operasional diterbitkan Menkes kalau sudah bersyarat. Harus difungsikan dulu dan masih ikut di Puskesmas induk," jelasnya.
Terkait masalah SDM dan alat kesehatannya, dr. H. Husaini mengatakan, nanti ditambah kalau izin operasional Puskesmasnya sudah terbit dari Kemenkes.
Kadis Kesehatan dr. H. Husaini menjelaskan, jika perencanaan awal Puskesmas Rajuni itu sebenarnya mau dijadikan Puskesmas / Pos Kesehatan khusus pariwisata, karena saat itu lagi gencar-gencarnya pengembangan pariwisata, termasuk pembangunan homestay di Rajuni.
Tapi karena pengembangan pariwisata lambat, akhirnya keberadaan Puskesmas Rajuni difungsikan sementara menjadi pustu dan jumlah penduduk di wilayahnya juga masih sedikit.
Untuk diketahui, Puskesmas ini di bangun dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2017. Ditempatkan di desa Rajuni dengan alasan dapat dijangkau oleh masyarakat desa Jinato, Pasitallu, Tambuna, Latondu, Tarupa dan Rajuni untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih nyaman.
Lebih lanjut, dr. H. Husaini menambahkan, jika masalah yang membuat izin operasional Puskesmas Rajuni lama baru diterbitkan karena kegiatan keparawisataan di Taman Nasional Taka Bonerate kendor dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata yang dipindahkan ke daratan Selayar. Hal ini yang kemudian membuat kita memulai lagi dari awal.
Belum lagi kebijakan penganggaran dan penjaminan Puskesmas juga berubah, saat ini beralih ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS). Sehingga nanti bisa bekerjasama dengan BPJS setelah ada izin operasional.
"Harus bersabar memang karena jumlah penduduk yang memanfaatkan juga disana kurang. Mudah-mudahan secepatnya ada kebijakan Puskesmas khusus (afirmasi kepulauan) yang mengarah kesana," kata dr. H. Husaini.
Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Selayar ini juga mengatakan, kalau Puskesmas pelayanan pariwisata kayaknya menunggu lama karena kunjungan wisata ke Taman Nasional Taka Bonerate belum bisa mencukupi. (Tim).