SUARASULAWESI.COM | SELAYAR – Seorang nelayan Pulau Rajuni Kecil dalam Kawasan Takabonerate terpaksa harus dirawat karena mengalami luka pada bagian kepala dengan belasan jahitan serta luka pada leher yang diduga mendapat perlakuan kasar dari petugas pada Senin, (13/6/2022) di perairan laut dalam kawasan Takabonerate.
Informasinya terjadi ketegangan antara warga nelayan dan petugas di pulau Rajuni Takabonerate Senin, (13/6/2022) pagi, pemicunya ada petugas yang memburu dan menabraki perahu milik seorang nelayan. Mereka diburu karena diduga melakukan kegiatan pelanggaran dilaut.
Kejadian ini menelan korban nelayan, yang mengalami luka-luka. Malah yang nelayan bernama Puasa itu lukanya dijahit hingga puluhan jahitan dibagian kepala.
Demikian disampaikan oleh sumber dari Pulau Rajuni pada Pewarta pada Senin (13/6/2022) siang.
" Ada nelayan diburu dan dipukul sama petugas Pak, nelayan yang diburu ini dikira pelaku illegal dilaut dan diburu diperairan Pulau Rajuni, jelas sumber warga Desa Rajuni Utara pada Senin pagi.
Suasana di pantai dusun Rajuni Utara tak terkendali ributnya buian main, ada juga petugas disini tapi tidak dapat berbuat banyak. Kami mau pertanyakan kejadian ini. Apalagi ada nelayan yang mengalami pendarahan di bagian kepala.
Warga yang melihat, menyayangkan dan meminta agar petugas tidak sewenang-wenang kepada masyarakat nelayan di kepulauan.
Apalagi sudah ada beberapa kali kejadian salah tembak sebelumnya di Kawasan Takabonerate oleh petugas Takabonerate. Serta kejadian perlakuan kasar lainnya telah diterima warga nelayan Takabonerate selama ini.
Seperti disampaikan oleh warga Rajuni, seharusnya kalau ada pelaku didapatkan dilaut yang kerjanya melanggar, seharusnya tangkap saja, tidak usah dipukuli atau ditabraki Pak, karena kalau kami membela diri pasti akan dibilang melawan petugas, tidak ada benarnya kami Pak, ujarnya.
Ditanya mengenai oknum petugas yang melakukan penganiayaan dan pengrusakan menyebut kalau mereka masih simpang siur informasi karena ada yang bilang petugas balai Takabonerate dan ada juga yang menyebut dari mabes, tapi tidak disebut mabes apa.
Info lain yang diterima, warga akan meminta pertanggungjawaban kerusakan perahu yang ditabrak dan meminta agar petugas yang kasar kepada nelayan ditindaki atasannya.
Kepala Balai Taman Nasional Takabonerate, Faad Rudianto yang dikonfirmasi melalui sambungan telepon tidak menjawab. Termasuk Humas Balai Takabonerate Selayar yang dihubungi via telepon memilih tidak menjawab. (R).