NusantaraNews - Sukabumi
Diduga adanya kelalaian dalam penanganan pasien yang melahirkan, pihak RSUD Palabuhanratu dilapotkan ke Polres Sukabumi oleh orang tua korban, dimana balita yang baru dilahirkan meninggal dunia diduga akibat penanganan yang lalai yang dilakukan oleh bidan/perawat di IGD RSUD Palabuhanratu.
Rizki (Ayah dari anak yang meninggal di RSUD) melalui Kuasa Hukumnya, Tusyana Priatin,S.H saat menggelar Konferensi Pers di kantor DPC SPI Sukabhmi Raya mengatakan, terima kasih rekan-rekan telah datang hadir di kantor DPC SPI Sukabumi Raya. Kami telah melakukan pelaporan ke Polres Sukabumi, yang dimana pada hari Rabu 27 Maret 2024 sampai dengan Kamis 28 Maret 2024 di tempat lokasi kejadian di RSUD Palabuhanratu telah diduga terjadi tindak pidana kelalaian dalam bekerja, sehingga mengakibatkan orang meninggal dunia yang dilakukan oleh tenaga kesehatan RSUD Palabuhanratu Kecamatan Palabuhanratu Kabupaten Sukabumi.
"Terhadap pelapor dan rekan saya ini adalah suami dari korban atas nama Bu Dewi yang mau melahirkan anaknya, sehingga anaknya meninggal. Diduga ada kelalaian di IGD tersebut," ucapnya, Senin (01/04/2024).
Tusyana pun memaparkan bahwa yang kami tidak jelas sampai sekarang itu hasil kematiannya itu, bahwa pihak rumah sakit mengatakan gagal jantung, padahal dari awal kita periksa itu normal semua tapi kenapa dari keterangan itu ada gagal jantung, makanya dari pihak kami tidak menerima dengan keterangan tersebut.
"Tindakan kami ini harus ada kejelasan hukum, karena ini sudah menyangkut nyawa, kemungkinan diduga lalai. Mereka sudah tahu bahwa kehamilan pasien ini sungsang, kenapa harus dibiarkan, bahkan waktu masalah obat juga itu tindakannya tidak ada, kebetulan kami pas jenguk sudah lahiran di kasih obat pun tidak ada, malah pada tidur semuanya, pelayanan nya itu betul-betul sangat lalai," terangnya.
Kami semua sepakat, lanjut Tusyana, bila dimintai otopsi kalau misalkan diperlukan sama penyidik saya sudah siap.
"Karena ini untuk memperbaiki kedepannya jangan sampai ada korban seperti ini lagi, kemudian dengan kepastian hukum kami tindakan seperti ini," tegas Tusyana.
Ditempat yang sama, Rizki Akbar selaku orang tua korban menyampaikan dari awal kronologis-kronologis.
"Jadi tempatnya sekitar 09.30 wib saya datang ke bidan Anggia yang letak kliniknya itu ada di depan rumah sakit Palabuhanratu, ketika datang ke bidan Anggia istri saya di tanya ini udah pembukaan 1, bahkan di cek detak jantung anaknya juga normal. Kalau ibu dewi ini bisa menahan silahkan tidur di rumah, tapi kalau pembukaannya ini terus-menerus ibu dewi di sarankan harus ke IGD," katanya.
Sekitar pukul 10 lebih, masih kata Rizki, saya daftar ke IGD. Istri saya di suruh nunggu kurang lebih hampir 2 jam, istri saya juga menjelaskan ke bidan yang ada di IGD bahwa kehamilan saya sungsang.
"Saya disuruh menunggu, terus istri saya kesakitan udah tidak tahan tapi tetap bidan itu tidak ada tindakan bahkan di infus juga tidak ada. Bahkan ada tindakan nya juga pas pembukaan 6 ketika istri saya beronta teriak-teriak kesakitan baru bidan itu manggil bu Dewi, disitu pembukaannya cepat, dari 6 ke 8 itu cepat, sehingga anak saya harusnya cepat ditangani oleh dokter spesialis ini dokternya juga tidak ada di tempat," keluh Rizki.
Perawat/Bidan waktu itu mengatakan bahwa alat cesar nya juga udah habis, baju-bajunya juga sudah kotor, karena kebetulan waktu siang tadi banyak yang operasi cesar, jadi alatnya kurang atau habis.
"Saya sangat menyayangkan disana tidak ada dokter spesialis kandungan nya, yang adanya juga bidan semua, sampai anak saya keluar sudah tidak bernyawa," tutur Rizki.
Ketika kejadian, lanjut Rizki, saya menanyakan kepada bidan kenapa tidak ada dokter? bidan itu menjawab, bahwa tenaga kesehatan disini terbatas, dan peralatan nya juga terbatas, bahkan baju-bajunya juga pada kotor, soalnya tadi siang banyak yang pada di cesar.
"Bidan juga waktu itu menjelaskan mengenai kandungan nya di IGD bahwa tali pusar nya itu kejepit oleh leher, sehingga tidak ada oksigen yang masuk. Bahkan air ketubannya juga sudah hijau kaya sudah lama diduga bayi itu keracunan," jelas Rizki saat menggelar konferensi pers di kanyor DPC SPI Sukabumi Raya.
Ketika berita ini diterbitkan, pihak RSUD Palabuhanratu belum dapat dikonfrmasi.
#Andi Pratama & Riswandi