SUKABUMI | NUSANTARANEWS – Acara Milangkala Budaya Pajajaran Anyar yang rutin digelar setiap tahun di Palabuhanratu mengalami hambatan serius akibat proses perizinan yang semakin rumit. Meski tidak memiliki muatan politik, para penggiat budaya mengeluhkan adanya persyaratan yang semakin menyulitkan pelaksanaan acara ini.
Firman Nirwana Boestomi, salah satu penggiat budaya, menyatakan, "Dulu, acara seperti ini tidak pernah menghadapi masalah perizinan. Sekarang, kami harus mendapatkan izin dari berbagai instansi, seperti kelurahan, Dandim, Kapolsek, Kapolres, serta pihak-pihak setempat. Ini tidak sesuai dengan undang-undang yang seharusnya mendukung pengembangan dan pelestarian budaya."
Firman juga menambahkan bahwa anggaran sebesar 7 juta rupiah dari Disbupora dianggap masih kurang mencukupi. "Kami menghargai perhatian dari Disbupora, tetapi proses undangan ke berbagai pihak masih sulit, dan anggaran yang ada tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan acara," jelasnya.
Para penggiat budaya berharap agar Bupati lebih responsif terhadap kegiatan-kegiatan budaya. "Ketika acara besar dengan rekomendasi anggaran yang tinggi, responnya cepat. Namun, untuk penggiat kecil seperti kami, rasanya dipersulit," ujarnya.
Acara Milangkala Budaya ini dihadiri oleh penggiat budaya dari berbagai daerah, seperti Banyumas, Aceh, dan Betawi, yang menunjukkan bahwa acara ini menarik perhatian dari luar daerah dan tidak memiliki muatan politik. "Kami selalu menyambut siapa saja yang datang dan berpartisipasi dalam pelestarian budaya ini," tambahnya.
Para penggiat budaya berharap agar pemerintah, khususnya Bupati, dapat memberikan dukungan lebih bagi acara-acara pelestarian budaya yang merupakan bagian penting dari identitas lokal.
(Ismet)