NUSANTARANEWS | SUKABUMI – Di tengah derasnya arus modernisasi, Deni Albar, seorang perajin gitar listrik asal Kampung Tipar RT 001/007, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, tetap bertahan dengan metode tradisional dalam membuat gitar. Kerajinan ini sepenuhnya dikerjakan menggunakan alat-alat manual, tanpa bantuan teknologi modern.
Selain sebagai perajin gitar listrik, Deni juga dikenal sebagai musisi dangdut di Palabuhanratu. Ia sering tampil di berbagai daerah.
Saat ditemui oleh tim Nusantaranews, Deni mengungkapkan bahwa keterbatasan alat menjadi salah satu alasan dirinya belum beralih ke teknologi modern. "Kami masih menggunakan alat tradisional karena memang keterbatasan alat. Untuk saat ini, kerajinan ini belum diproduksi secara massal. Kami hanya menerima pesanan saja," ujar Deni.
Gitar buatan Deni diberi nama GUITAR RATU (GR), sebuah nama yang mencerminkan kebanggaannya terhadap daerah asalnya, Palabuhanratu. Meski menggunakan peralatan sederhana, kualitas gitar yang dihasilkan tidak kalah dengan produk modern. Produk ini bahkan sudah mendapatkan apresiasi dari berbagai pelanggan, baik lokal maupun luar daerah.
Namun, Deni memiliki mimpi besar untuk mengembangkan usahanya. "Saya ingin ke depannya bisa memproduksi gitar ini secara massal. Harapan saya, ada investor yang mau mendukung kerajinan ini agar bisa berkembang lebih maju. Jika nantinya ada dukungan dari investor, saya juga ingin memberdayakan pekerja lokal di wilayah ini," tambahnya.
Meski sederhana, usaha Deni Albar ini menjadi salah satu bentuk pelestarian tradisi dan keterampilan lokal yang layak mendapatkan perhatian. Dukungan dari pemerintah, masyarakat, maupun pihak swasta sangat dibutuhkan agar kerajinan ini bisa bertahan dan berkembang di tengah persaingan industri yang semakin ketat.
Semoga mimpi besar Deni Albar untuk membawa GUITAR RATU (GR) ke pasar yang lebih luas dapat segera terwujud. Jumat (03/12/2025)
(Ismet)
