• Jelajahi

    Copyright © NUSANTARA NEWS | Berita Nusantara News Hari Ini
    Nusantara News

    Follow us on

    Banjir Dayeuhkolot dan Gagasan Solusi Islami dari Seorang Guru di Bandung

    NUSANTARA NEWS
    Senin, 28 April 2025, 22.10.00 WIB Last Updated 2025-04-28T15:10:26Z

     


    NUSANTARANEWS | BANDUNG — Banjir kembali menggenangi Kampung Bojongasih, Desa Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung. Air mulai merendam wilayah tersebut sejak Rabu, 27 November 2024, sekitar pukul 18.00 WIB, dan hingga Kamis (28/11), genangan masih belum surut.


    Salah satu warga, Ega (52), mengaku aktivitas usahanya terganggu akibat banjir yang melanda. Setiap pagi, Ega berjualan nasi kuning untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Namun, banjir kali ini membuat lapak dagangannya terendam air, bahkan dapur di rumahnya pun tidak dapat digunakan untuk memasak.


    Fenomena banjir ini menjadi bencana rutin yang hampir selalu terjadi saat musim hujan tiba. Penyebabnya beragam, mulai dari berkurangnya kawasan hutan, alih fungsi daerah resapan menjadi lahan komersial dan wisata, pendangkalan sungai, hingga tata kelola lingkungan yang dinilai semakin buruk.


    Banjir berdampak luas, seperti kerusakan fasilitas publik, terganggunya jalur transportasi yang melumpuhkan roda perekonomian, serta pencemaran lingkungan yang membahayakan kesehatan masyarakat.


    Menurut Nur Illah Kiftiah Khaerani, guru di Bandung, kerusakan ini tak lepas dari ulah manusia yang mengelola lahan dengan prinsip kapitalisme. "Dalam sistem kapitalisme, hak kepemilikan diberikan seluas-luasnya kepada para pengusaha tanpa memperhatikan dampak terhadap lingkungan," ujarnya. Ia menambahkan bahwa keserakahan dalam mengelola lahan menyebabkan kerusakan, sebagaimana peringatan Allah dalam Al-Qur'an Surah Ar-Ruum ayat 41.


    Nur Illah menilai, solusi tuntas untuk mengatasi banjir perlu didasarkan pada tata kelola wilayah sesuai prinsip Islam. Ia mencontohkan pembangunan bendungan seperti Bendungan Mizan di Iran Selatan yang dibangun pada masa pemerintahan Islam dan masih berfungsi hingga kini. Negara, menurutnya, seharusnya bertanggung jawab dalam melestarikan lingkungan, mengelola hutan, dan memastikan pembangunan berpihak pada kesejahteraan rakyat, bukan kepentingan pemilik modal.


    "Sudah saatnya kita kembali pada sistem yang sahih, yang sesuai dengan fitrah manusia, yakni sistem yang aturannya datang langsung dari Allah SWT," pungkasnya.


    Penulis: Nur Illah Kiftiah Khaerani

    Editor: Ismet 

    Komentar

    Tampilkan

    BERITA TERBARU